PUNTHUK SETUMBU NAN MENAWAN

Punthuk Setumbu, bukit kecil yang berada sekitar 1.300 meter dari permukaan air laut. Di tempat inilah keindahan alam dan kekuasaan Sang Pencipta Alam Semesta tersaji dengan penuh eksotika. Di tempat yang sederhana, sejumlah wisatawan lokal maupun mancanegara berkumpul. Mereka menunggu dimana bintang-bintang penghias malam tersibak berganti terang, mungkin tak sekedar berwisata menikmatinya. Namun, juga untuk menggobati penasaran diri dan hati akan kuasa Illahi.

Tak lama terang perlahan menyibak kegelapan dunia. Dimana kabut putih mengisi lapis demi lapis perbukitan di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Diri dan jiwa ini seolah terbang dan melayang ke negeri di awan. Gugusan Candi Borobudur terlihat berada di posisi teratas lapisan kabut tersebut. Serasa menjadikan Candi Budha tersebut berada di puncak negeri di awan penuh kemegahan.

Juluran tangan berkamera dengan mata tersembunyi di balik jendela bidikan berjajar di tepi bukit Punthuk Setumbu. Mereka seolah tidak ingin kehilangan momen tersebut. Belum lelah memandangi dan mengabadikan gugusan negeri di awan, sekitar pukul enam pagi, keindahan alam kembali menghipnotis diri ini, dimana sang surya secara perlahan menampakkan wajahnya tepat di belahan gunung, antara Gunung Merapi dan Merbabu dengan manis dan berseri mengundang ketakjuban.

Sangat-sangat luar biasa, sampai rasa riang tak terhingga menyeruak di hati ini, seolah membuang jauh, mengusir rasa gundah dan tak tenang di hati. Luar biasa Allah SWT mencipta dan melukis dunia ini. Jujur, baru sekali diri ini menyaksikan matahari terbit dengan seksama dan fenomena tersebut. Mempesona alam ini akan keindahannya, bagai seorang bidadari penghias alam mimpi. Muncul, menari, dan menyinari kehidupan makhluk di bumi.


Punthuk Setumbu, bukit kecil penghapus penasaran dan pengobat rindu akan kuasa Illahi atas keindahan alam. Penuh kesejukan, ketenangan, kemegahan yang menyimpan keabadian candi Budha nan sakral bagi pemeluknya. Sebuah pengalaman luar biasa terpahat di hati ini kala itu, yang akan menjadi sebuah cerita dalam perjalanan hidup. Terima kasih alamku.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About